Saya teringat dengan salah satu cerita anak-anak yang pernah saya baca.    Ada seekor buaya yang berwarna merah muda.  Buaya ini tidak disukai   oleh buaya-buaya yang lain.  Tidak ada yang mau bergaul dengan dia.    Semua buaya suka mengejeknya dan menganggapnya aneh dikarenakan warna   tubuhnya yang berbeda.  Hal ini membuat si buaya merah muda ini sedih   dan terluka hatinya.  Dia tidak bisa merubah dirinya menjadi seperti   yang lain.  Bahkan dia sendiri tidak tahu mengapa warna tubuhnya harus   berbeda.  Dia selalu sendirian.  Hidupnya kesepian karena tidak ada   teman bermain.
Suatu ketika, saat dia sedang berjalan-jalan di sebuah taman,  dari   kejauhan tampak olehnya seorang anak perempuan yang sedang asyik   menyiram bunga-bunga di taman tersebut.  Dia ingin mendekati anak   perempuan itu.   Jadi cepat-cepat dia melumuri tubuhnya dengan lumpur.    Dan dia mendekati si anak perempuan itu.  Namun tiba-tiba turun gerimis   kecil yang membuat lumpur ditubuhnya luntur sehingga anak perempuan  itu  ketakutan dan berlari menjauhi si buaya merah muda itu.
Buaya merah muda semakin bertambah sedih, karena tidak dapat berteman   dengan anak perempuan itu.  Di hari lain, buaya ini bertemu lagi dengan   anak perempuan itu.  Dan sekarang, dia tidak berusaha untuk merubah   warna tubuhnya lagi.  Lalu, tak disangka-sangka, anak perempuan itu   tersenyum manis sekali pada buaya ini.  Anak perempuan itu mendekati   dia, mengamati-amati dia dan tiba-tiba memeluk dia dan berkata bahwa dia     adalah buaya paling cantik.  Wah, buaya ini bahagia sekali.   Ternyata  anak perempuan ini tidak takut padanya, tidak menganggap dia  aneh. Lalu  anak perempuan ini membawanya pulang dan diperkenalkan  kepada siapa  saja yang ditemuinya.  Buaya ini gembira karena dia  diterima menjadi  teman oleh semua orang dan anak perempuan itu pun  bangga kepadanya  karena ia adalah buaya merah muda yang baik dan lucu.   Mereka pun  bersahabat dan kemana anak perempuan ini pergi, dia selalu  mengajak si  buaya merah jambu.
Saya akui saya pernah dan masih sering merasa kalau saya seperti buaya   merah muda itu.  Saya juga pernah mengalami apa itu kesepian, sendirian,   ditinggalkan, dijauhi, tidak diperdulikan.  Dan sering saya berbuat    sesuatu yang membuat orang lain bisa melihat saya bukan hanya kejelekkan   saya saja tapi juga bahwa ada hal baik yang saya punya dan bisa saya   lakukan.  Seringkali juga tanpa sadar saya sudah bertindak diluar batas   saking inginnya ada orang yang menghargai dan memandang saya.  Tapi  yang  saya dapat malah sebaliknya dan mungkin lebih parah.  Mereka  semakin  menjauhi saya.  Dan itu membuat saya jatuh dalam kepahitan yang  luar  biasa, tanpa sadar bahwa ada satu orang yang perduli dan sangat  mengerti  siapa saya.  Sudah terlalu lama Dia menunggu saya datang  kepada-Nya,  menyerahkan diri saya apa adanya.  Dia adalah Yesus.  Yang  sangat  mengasihi saya.
Saat orang lain meninggalkan saya, Dia justru menghampiri saya.  Karena   itu saya menyebut Dia : Sahabat.  Sahabat yang sejati.  Yang datang   justru disaat yang lain pergi.  Saya menyadari selama ini menyembunyikan   diri saya dari-Nya.  Karena saya berpikir kalau orang saja  meninggalkan  saya, apalagi Dia yang adalah Tuhan.  Saya sadar, terlalu  banyak luka  yang saya torehkan ditubuh-Nya hanya karena saya ingin  penghargaan dari  manusia.  Padahal Tuhan sudah begitu menderita,  membuat diri-Nya tidak  dihargai hanya untuk saya yang sangat berharga  bagi-Nya. 
Yesus tidak pernah menuntut kita untuk menjadi sempurna.  Yesus tidak   pernah menyuruh kita memakai topeng hanya supaya dipandang baik dan   bagus oleh manusia.  Dia ingin kita apa adanya, sejujurnya kita, tidak   berpura-pura, tidak munafik.  Ia sangat mengerti dan memahami kita.    Yesus tidak pernah memandang kita rendah, hina, kotor, karena dosa yang   telah kita lakukan.  Dia sudah membersihkan semuanya dengan airmata dan   darah-Nya.  Yesus meyakinkan kita bahwa bahkan dosa pun tidak dapat   menggagalkan rencana-Nya atas hidup kita. 
Terima kasih Tuhan Yesus..  Mulai saat ini saya pun mau untuk melihat   orang lain seperti Engkau memandang mereka.  Dan melihat diri saya   sendiri seperti Engkau memandang saya.  Karena hidup kami berharga di   mata-Mu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar